BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker kulit
ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yangtidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit
juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling
sering terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS)
dan melanoma maligna (MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit
non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui
secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan
lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker
kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan
sering terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang
tersering ditemukan di Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap
tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara
beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu
jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke
tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit
pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari
semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya
merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena
kemampuan metastasinya.
Tingginya
insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker
kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam
kasus kanker kulit.
B.
Rumusan
Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari
tujuan, maka penulis membatasi masalah pada:
1.
Apa
yang dimaksud dengan kanker kulit?
2.
Apa
etiologi dari kanker kulit?
3.
Bagaimana
manifestasi klinis kanker kulit?
4.
Apa
saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5.
Bagaimana
penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6. Bagaimana
asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?
C.
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya.
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi,
etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan
keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.
BAB
II
KANKER
KULIT
A.
DEFINISI
KANKER KULIT
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan
kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat
secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel
kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit
adalah jenis kanker yang terletak
dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit
dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan
yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai
bawah (Mangan,2005).
B.
ETIOLOGI
Penyebab pasti
dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu:
1. Paparan
Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling
sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber yang
lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung
kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh
terhadap terjadinya kanker
kulit.
2.
Kulit Putih
Orang yang memiliki
kulit putih lebih rentan terkena kanker
kulit daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini
dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun
jumlahnya cenderung lebih kecil.
3.
Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu
seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko
terkena kanker kulit.Namun,
dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker
kulit.Gen pembawa
kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker
atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer
Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker
kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4.
Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik
dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika ada salah
satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat.
C.
MANIFESTASI
KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang
harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan
terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar.
Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi
hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng
yang mudah berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak
rata dan mudah berdarah
Benjolan
ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi
lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul
bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang
tidak mau sembuh
Koreng
dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng
karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak
ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada
telapak kaki dan tangan
Bercak
ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi
tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi
lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta
mudah berdarah.
(Dalimartha,
2005)
D.
KLASIFIKASI KANKER KULIT
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar
yaitu, malenoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi
menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1.
Non
malenoma maligna
1)
Karsinoma
sel basal (KSB)
a.
Definisi
Basalioma
atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan
sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran
(metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering
ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b.
Manifestasi
klinis
Bagian
tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya
diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan,
tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit
ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin
membesar menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada
ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel
Basal ini bervariasi, yaitu:
a)
Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering
dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai
wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi
membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan
tepi yang meninggi dan keras.
b)
Tipe Berpigmen
Gambaran
klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna
coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
c)
Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan
leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih
kekuningan.
d)
Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai
badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai
berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas,
sedikit meninggi, seperti kawat.
e)
Tipe Fibroepitelial
Paling
sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler
dengan warna yang bervariasi.
2) Karsinoma sel skuamosa
a. Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang
timbul dari dalam epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak
karena sinar matahari, karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal
atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth,
2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena
sifatnya invasive dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase
menyebabkan 75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner
and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh
yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar
sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian
tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan
ekstremitas, sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih
banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah
serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal,
atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol
menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah berdarah yang berasal
dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor menyebar
melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel
Skuamosa bervariasi, dapat berupa :
a)
Nodul
berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus
dengan tepi yang berbatas kurang jelas
b)
Ulkus
yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak
rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah
atau berdarah dan berbau.
c)
Ulkus
dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan.
Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke
kelnjar limfe regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal
lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi metastasi.
2. Melanoma maligna
a. Definisi
Melanoma Maligna
Melanoma
maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel
pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan)
(Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma
Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam
waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional,
tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat
menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma
Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran
berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi
klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah
penemuan dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila penderita
melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat atau tanda lahir
(tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan
dalam warna
2. Perubahan
dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3.
Timbulnya
gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4.
Terjadi
peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5.
Perubahan
pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat
juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh
mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di telapak kaki, kepala/wajah,
leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa gatal,
mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga
menjadi ganas adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda
"ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A= Asimetrik,
bentuknya tak beraturan.
B= Border atau
pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang
bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan
dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
D=
Diameternya lebih besar dari 6 mm
(Marwali,
2000).
c.
Klasifikasi
melanoma maligna
a) Melanoma superfisial
Melanoma
dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma yang paling
sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma
lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya
permukaan dorsal tangan,kepala dan leher
pada orang yang berusia lanjut.
c) Melanoma noduler
Melanoma
noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan
permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam.
Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya
(pertumbuhan vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma
akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu
terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini
sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa
yang berkulit gelap.
Berdasarkan
tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam 5 stadium
yaitu:
1. Stadium
I
Sel Melanoma hanya terdapat
intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium
II
Sel Melanoma sampai papilla dermis
bagian atas
3. Stadium
III
Sel
Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium
IV
Sel
Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium
V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak
dan subkutan
6. Stadium
VI
Sel Melanoma tampak berbentuk
epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung
butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan
infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang
digunakan dalam stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai
berikut:
1. Stadium
I
Melanoma
maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.
2. Stadium
II
Sudah
terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3. Stadium
III
Melanoma
disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
(Marwali,
2000).
d.
Pengobatan
melanoma maligna
Adapun
pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker
melanoma maligna ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan
jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan
operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk pengobatan
secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents,
antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan
pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi
radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1.
Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai
saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan
melanoma maligna yang terbaik.
2. Stadium
Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar
limfe regional.
3.
Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a.
Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang
terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat
diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik
lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita.
Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b.
Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non
spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan melanoma maligna yang mengadakan
metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan memberikan pengaruh yang
cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem imunitas
penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai
leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu
diinkubasi dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan
limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian
interleukin-2.
E.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
test dan Cuci darah.
Test
lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan cara
eksisimengungkapkan
informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus dilakukan
jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman tanpa
pembentukan sikatriks yang berlebihan
(Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan
pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti histologik
penyakit yang dapat diandalkan.
3. pemeriksaan
darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk
melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x,
dan atau CT scan.
F. Diagnosa
keperawatan
1. Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan efek
radiasi, proses malignansi.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis
situasi
3. Gangguan harga diri berhubungan
dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi.
4. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses
penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
5. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi
6. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan malnutrisi.
8. Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif.
Intervensi keperawatan
1.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi :
a. Tinjau ulang pengalaman pasien /
orang terdekat sebelum nya dengan kanker. Tentukan apakah dokter telah
mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional :
Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan
untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep tentang dignosis.
c. Peratahan kan kontak sering dengan
pasien.
Rasional :
Memberikan keyakinan bahwa pasien
tidak sendiri atau di tolak; berikan respek penerimaan individu, mengembangkan
rasa kepercayaaan.
d.
Bantu
pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.
Rasional :Keterampilan koping sering
rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan
konseling sering perlu untuk memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa
takut dan untuk meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e. Tingkatkan rasa tenang dan
lingkungan tenang.
Rasional : Memudahkan istirahat,
menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan
kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau radioterapi.
Intervensi :
a.
Diskusikan
dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
Rasional : Membantu dalam memastikan
masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.
b.
Dorong
diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada peran
sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan
masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan
penyakit.
c.
Berikan
dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional :
Meskipun beberapa pasien mampu
beradaptasi/menyesuaikan dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak
memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
d.
Gunakan
sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan
kontak mata.
Rasional :Pemastian individualitas
dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan
dan keraguan diri.
3. Nyeri
akut berhubungan berhubungan dengan
proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
Intervensi :
a.
Tentukan
riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0 – 10 ) dan
tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional : Informasi memberikan data
dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan intervensi. Catatan :
pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan dengan baik respons fisik
dan emosional.
b.
Evaluasi/sadari
terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidak nyamanan rentang
luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah,
sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang digunakan.
c.
Berikan
tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas hiburan
misal musik dan televisi.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian.
d.
Dorong
penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,visualisasi,
bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik .
Rasional :Memungkin kan pasien untuk
berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa kontrol.
e.
Evaluasi
penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional :Tujuan nya adalah kontrol
nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi
a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan
buku harian tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/
defisiensi nutrisi.
b.
Ukur
tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :Membantu dan
mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat badan dan
pengukuran antropometrik kurang dari normal.
c. Dorong pasien untuk makan diet
tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat. Dorong penggunaan
suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.
Rasional :Kebutuhan jaringan
metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produk sisa).
Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahan kan masukan kalori
dan protein adekuat.
d.
Ciptakan
suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan
dengan keluarga/ teman
Rasional : Membuat waktu makan lebih
menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.
e.
Dorong
penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang
sebelum makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan
atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan memungkinkan pasien
meningkatkan masukan oral.
5. Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan
yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi
pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional : Lindungi pasien dari
sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yangmengalami ISK.
b.
Tekankan
higene personal
Rasional
:Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c.
Patau
suhu
Rasional : Peningkatan suhu terjadi
bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai
faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi.
Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai
dengan segera.
d.
Hindari/
batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional : Menurunkan resiko
kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
6. Gangguan
integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap
efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka.
Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional :
Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area
radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab (
lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat
juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen
kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa
mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari
menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
Rasional
:Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari
krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter.
Rasional
:Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit
untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional ;
Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan
sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari memberikan panas atau
mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi area
iradiasi.
Rasional :
Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
G.
PENATALAKSANAAN
MEDIS DAN KEPERAWATAN
1.
Penatalaksanaan
medis
a. Pembedahan
Ahli
bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2
cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan
ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi
kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80
%lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50
%. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
c. Terapi
biologis
Terapi
biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk
bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk
melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus
Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic
monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan
dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun
untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system
untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik
dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase
awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul
subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
d. Terapi
radiasi
Terapi radiasi
merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar X dosis
tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk
menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma
Penatalaksanaan
karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi kedalaman),
sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar limfe
yang mengalami metastase, tindakannya adalah :
1) Eksisi
bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
2) Pembedahan
mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang malignan
3) Bedah
elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energy listrik
4) Bedah
beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat jarum
termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi
5) Terapi
radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung
dan daerah didekat struktur yang vital
2.
Penatalaksanaan
keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat
dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan
nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian
analgetik tepat
3) Meredakan
ansietas
4) Pendidikan
pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.
Kasus
Tn.
B (62 tahun), seorang buruh bangunan
memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam
kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan
berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di diagnosa kanker kulit.Luka semakin
lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.Kondisi
luka sebagian kuning kehijauan dan berbau. Klien mengatakan nyeri dibagian yang
luka Keluarga klien mengatakan bahwa nafsu makan ny B berkurang sehingga berat
badannya menjadi turun. Keluarga klien mengatakan bahwa ny B hanya berdiam diri
di rumah saja karena merasa malu kepada orang lain dengan keadaannya
sekarang. Sekarang ny B hanya
dibersihkan dengan Nacl 0,9%.
HR:
110 , RR: 24, TD: 150/90 MmHg, T: 380C
2.
Pengkajian
a.
Data demografi
o Nama :
Tn. B
o Umur :
62 tahun
o Jenis kelamin :
laki-laki
o Pekerjaan ;
buruh bangunan
b.
Riwayat
penyakit sekarang
Tn B dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki
tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering
gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair.Luka semakin
lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi
luka sebagian kuning kehijauan dan berbau
3. Pengkajian fisik
Kanker
kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun sebagian besar
dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari.
a. Inspeksi
Terdapat
tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering
gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair
b. Palpasi
Luka
berair semakin lama semakin besar. pipi,
hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau
4.
Analisa
Data
Data Subjektif
|
Data Objektif
|
Diagnosa Keperawatan
|
-
Klien mengatakan tahi lalat
sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair.
|
- Ny.
B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam
kehijau-hijauan
-
Luka semakin lama semakin besar
dan pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.
-
Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau
|
Gangguan
integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.
|
-
|
- Luka
klien terlihat kemerahan
- Teraba
panas didaerah luka
- Terlihat
bengkak didaerah luka
|
Resti penyebaran Infeksi
|
-
klien mengatakan nyeri dibagian
luka
|
- Pasien
tampak meringis
-
HR,RR,TD meningkat
|
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
-
Luka semakin lama semakin besar,
pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau.
-
Keluarga klien mengatakan bahwa
ny B hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa malu kepada orang lain
dengan keadaannya sekarang
-
Keluarga klien mengatakan saat
ini klien mudah tersinggung
|
- Ny.
B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam
kehijau-hijauan
-
Luka semakin lama semakin besar
dan pipi, hidung, dan mata juga menjadi luka.
-
Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau
-
Klien terlihat tidak berdaya
|
. Perubahan citra tubuh
|
-
Keluarga klien mengatakan klien susah untuk makan
-
Keluarga klien mengatakan berat badan klien menurun
|
- Klien tidak menghabiskan makanannya
- Klien terlihat lebih kurus
|
Resiko pemunahan nutrisi kurang dari kebutuhan
|
6.
Rencana
Asuhan Keperawatan
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan dan
Kriteria Hasil
|
Intervensi
Keperawatan
|
Rasional
|
1.
|
Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses
malignansi.
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, gangguan integritas kulit
bisa diatasi dengan kriteria hasil:
1. Luka
tidak berair
2. Luka
tidak bau
|
1.
Kaji kulit dengan sering terhadap
efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan penyembuhan
luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.
2.
Mandikan dengan air hangat dan
sabun ringan.
3.
Dorong pasien untuk menghindari
menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.
4.
Anjurkan pasien untuk menghindari
krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan dokter.
5.
Tinjau protokol perawatan kulit
untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
6.
Hindari menggaruk atau
menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari memberikan panas
atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi
area iradiasi.
Kolaborasi:
1. Pemeriksaan
kultur pus.
2. Pemberian
obat topikal
3. Penjadwalan
terapi selanjutnya: Kemoterapi atau bedah.
|
1. Efek
kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh)
ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga
dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen
kemoterapi.
2. Memertahankan
kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
3. Membantu
mencegah friksi/ trauma kulit.
4. Dapat
meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
5. Dilakukan
untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
6. Dapat
menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
1. Pemeriksaan
kultur pus untuk mengetahui perkembangan penyakit, apakah terjadi infeksi
atau tidak.
2. Mengurangi
bau tidak sedap.
3. Kanker
klien sudah stadium 3, diperlukan terapi lanjutan seperti kemoterapi untuk
mengontrol sel- sel kanker atau tahap pembedahan untuk membuang sel kanker.
|
2.
|
Resiko
tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, infeksi tidak
menyebar kearea yang lain dengan kreteria hasil:
·
Luka tidak terdapat kemerahan
·
Luka tidak teraba panas
|
1.
Tingkatkan prosedur mencuci
tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi.
Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
2.
Tekankan higene personal
3.
Patau suhu
4.
Hindari/ batasi prosedur invasif.
Taati teknik aseptik.
|
1. Lindungi
pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf
yangmengalami ISK
2. Membantu
potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
3. Peningkatan
suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti inflamsi
karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit
atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat
untuk di mulai dengan segera.
4. Menurunkan
resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
|
3
|
Nyeri
akut berhubungan berhubungan dengan
proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau
suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, nyeri bisa berkurang dengan kreteria hasil:
·
Klien tidak terlihat meringis
·
Nyeri klien berkurang
|
1. Tentukan
riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala 0 – 10 ) dan
tindakan penghilang yang di gunakan.
2. Evaluasi/sadari
terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/ orang terdekat apa
yang diharapkan.
3. Berikan
tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas
hiburan misal musik dan televisi.
4. Dorong
penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan
teraupetik
5. Evaluasi
penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
|
1. informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan intervensi. Catatan : pengalaman nyeri
adalah individual yang di gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
2. Ketidak
nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang
digunakan.
3. Meningkatkan
relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
4. Memungkin
kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa kontrol.
5. Tujuan
nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
|
4.
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, klien bisa menghabiskan makananya dengan kreteria hasil
·
Klien menghabiskan makanan
·
BB tidak turun
|
1. Pantau
masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang
makanan sesuai indikasi.
2. Ukur
tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah
penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
3. Dorong
pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan
adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di
bagi – bagi selama sehari.
4. Ciptakan
suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan
dengan keluarga/ teman
5. Dorong
penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang
sebelum makan.
|
1. Mengidentifikasi
kekuatan/ defisiensi nutrisi.
2. Membantu
dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat badan
dan pengukuran antropometrik kurang dari norma
3. Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan
produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahan kan
masukan kalori dan protein adekuat.
4. Membuat
waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.
5. Dapat
mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral
|
5
|
Gangguan
harga diri berhubungan dengan proses penyakit, kecacatan bedah,efek samping
kemoterapi atau radioterapi.
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, nyeri bisa berkurang dengan kreteria hasil:
·
Klien tidak terlihat meringis
·
Nyeri klien berkurang
|
1. Diskusikan
dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
2. Dorong
diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada peran
sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
3. Berikan
dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
4. Gunakan
sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata.
|
1.
Membantu dalam memastikan masalah
untuk memulai proses pemecahan masalah.
2.
Dapat membantu menurunkan masalah
yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.
3.
Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan
dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan
tambahan selama periode ini.
4.
Pemastian individualitas dan
penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan
keraguan diri.
|
PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan
kesehatan kepada pasien ; pencegahan kanker kulit
Pada penyakit kanker kulit insidensi
kanker kulit semakin bertambah, upaya pencegahan seperti yang diuraikan secara
garis besar dibawah ini dapat membantu untuk menghindari peningkatan resiko
terkena kanker kulit:
a)
Jangan mencoba berjemur untuk membuat
kulit berwarna coklat kekuningan jika kulit anda mudah terbakar, tidak pernah
atau sulit berubah warna menjadi cokelat
kekuningan
b)
Hindari paparan sinar matahari yang
tidak diperlukan, khususnya pada saat-saat
ketika radiasi ultraviolet (sinar matahari) terjadi paling intensif
(antara pukul 10.00 pagi hingga 15.00)
c)
Jangan sekali-kali membiarkan kulit
terbakar karena sinar matahari
d)
Oleskan preparat tabir-surya pelindung
kulit jika anda harus berjemur dibawah terik matahari ; preparat ini akan
menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
e)
Gunakan preparat tabir-surya dengan SPF
15 atau lebih. Preparat tabir-surya dapat dklasifikasi kekuatannya dengan angka
,yaitu dari angka 4 (yang paling lemah)
hingga 15 (proteksi terhadap ultraviolet matahari).pengklasifikasian dengan
angka SPF (solar protection factor) dan dicetak pada botol kemasannya.
f)
Oleskan lagi preparat tabir surya yang
kedap air pada saat sesudah berenang atau sesudah terkena tarik matahari dalam
waktu yang lama.
g)
Hindari minyak jika dioleskan sebelum
atau selama terkena sinar matahari , minyak tidak memberikan perlindungan
terhadap luka bakar atau kerusakan kulit akibat sinar matahari.
h) Gunakan
pelembab bibir atau atau lipgloss yang mengandung preparat tabir surya dengan angka SPF tertinggi
i)
Kenakan
pakaian pelindung yang
tepat (misalnya, topi yang pinggirnya lebar, kemeja tangan panjang )namun
demikian, pakaian tidak memberikan perlindungan
yang penuh karena hingga 50% dari pancaran sinar matahari yang merusak kulit
dapat menembus pakaian. Pancaran sinar ultraviolet juga dapat menembus awan
j)
Jangan
mengunakan lampu pemanas untuk
membuat kulit berwarna cokelat kekuningan kulit yang dijual di pasaran
k) Ingatkan
anak-anak , khususnya yang memiliki kulit yang cerah, untuk menghindari paparan
sinar matahari dan mengunakan krim tabir
surya guna mencegah kanker kulit
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kanker kulit
adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan tumbuh
secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker
kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga
mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat
melakukan pengobatan.
Penyebab pasti
dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu: Paparan
Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor
Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai
kanker kulit yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya
tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok
dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam
ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.
B.
Saran
Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1.
Pada pengkajian perawat perlu melakukan
pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta senantiasa mengembangkan
teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2.
Agar dapat memberikan asuhan keperawatan
yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap
profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.
Referensi
Referensi
Amin. (2009).
Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada
tanggal 6 April 2011 dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)
Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan
medical bedah : buku saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin,
E.J.(2009). Buku saku patofisiologi.
Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (2004) Rencana
asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC.
Ganggaiswari,
A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari http://www.yki.cakulit.com
Globocan. (2008). Karsinoma
kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari http://www.globocan.2008.com
Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13. Jakarta:EGC.
Marwali, H.
(2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
Jakarta : EGC
Siregar, R.S.
(2005). Atlas berwarna saripati penyakit
kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C.
& Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja,
A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya.
Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari
Wikipedia
Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011 dari http://www.wikipedia.com
No comments:
Post a Comment